Radio yang satu ini memang fenomenal! Namanya GEN FM, mengudara pada frekuensi 98,7. Baru muncul dalam hitungan dua tiga tahun saja, radio yang menyasar kaum muda ini mampu menjulang dan mengalahkan radio lain yang lebih dulu mapan. Menurut survey Nielsen, per Maret/April GEN FM menduduki posisi teratas untuk jumlah pendengar. LUAR BIASA!!!

Selama ini, posisi teratas tidak pernah jauh dari sejumlah radio dangdut atau yang berkaitan dengan dangdut dan pendengar kelas menengah bawah seperti SPFM atau Bens Radio. Radio mapan yang sempat pula berada di puncak sekelas Sonora atau Elshinta. Keempat stasiun radio tersebut sudah berumur. Rata-rata lahir pada 1970-an. Sedangkan GEN FM? Seperti disebutkan diawal, baru seumur jagung.

Apa rahasianya?

Mungkin ini juga menjadi pertanyaan banyak pendengar dan juga praktisi radio lainnya. Apa sih rahasia GEN FM sehingga bisa melejit dalam waktu singkat? Apakah mereka betul-betul melejit? Atau akan kembali mereduk dalam beberapa waktu ke depan?

Berikut analisisnya :
1. Musik.
GEN FM memilih segmen pecinta musik Indonesia dengan sangat tepat. Artinya, mereka hanya memutar lagu-lagu populer saja. Lagu tidak populer, lupakan GEN FM. Sehingga, pola pemutaran lagu di radio ini cenderung menerabas patokan yang biasa dijalankan radio lain. Misalnya, sebuah lagu bisa saja diputar lebih dari 2 atau 3 kali dalam sehari, jika lagu itu memang sangat disukai pendengar. Selama ini, sebuah radio cenderung membatasi munculnya sebuah lagu.

2. Format Siaran.
Pengelola GEN sangat jeli menerapkan format siaran yang ringan, santai dan menghibur. Kadang sangat kreatif dan tidak terpikirkan oleh radio lain. Maka jangankan radio kompetitornya yang sama-sama mengandalkan musik Indonesia, radio lain yang membidik segmen anak muda pun bisa dilewati. Silahkan dengar para penyiar GEN, mereka cenderung sedikit bicara. Saya sering mengitung durasi obrolan atau cuap-cuap penyiar GEN, tidak pernah lebih dari 7 menit. Durasi ini sesuai dengan hasil banyak survey tentang daya tahan telinga mendengarkan sesuatu yang sama. Sebenarnya, survey ini sudah diketahui oleh banyak praktisi radio, tapi cenderung diabaikan. Coba saja dengar radio lain, yang penyiarnya sangat suka bicara dalam waktu sangat panjang (lebih dari 10 menit).
Bahkan, ketika interaksi dengan pendengarpun, GEN mampu membuat obrolan yang simpel, tidak bertele-tele namun tetap asyik didengar. Berbeda sekali dengan kebanyakan radio, yang pendengarnya bisa mengudara seenak mulutnya.
Saya pikir, format ini sesuai dengan GEN FM di Malaysia, karena di sana pun menuai sukses serupa. FYI, GEN merupakan hasil kerja sama Grup Mahaka dengan Astro Malaysia, yang memiliki radio GEN di Malaysia.
3. Punya Ciri Khas.
Radio lain kebanyakan tidak punya ciri khas. GEN? Punya. Ciri khas ini penting untuk memerkuat citra radio tersebut. Dan GEN memposisikan diri sebagai radio gaul anak muda yang kreatif dan kadang GOKIL. Acara ’Salah Sambung’ menjadi salah satu ciri khasnya. Tempat saya dulu bekerja - DELTA FM – punya ciri khas berupa insert agama yang tidak menggurui (sekarang sudah tidak ada). Saat itu, insert agama semacam itu tidak dimiliki radio lain, dan sangat digemari pendengar.

4. Kembali ke Khitahnya.
Ada beberapa jenis siaran di GEN yang kembali memerkuat karakter radio, yang hanya didengar selintas, hanya suara dan mampu membangkitkan imajinasi. Jika Anda menonton televisi, maka setiap saat stasiun televisi itu bisa menunjukkan siapa mereka, acara apa yang sedang ditonton dan acara selanjutnya, kapan saja setiap saat. Lalu bagaimana dengan radio? Bagaimana cara pendengar tahu radio apa yang sedang disimaknya, acara apa yang didengarnya dan acara apa yang akan dinikmati berikutnya? GEN selangkah lebih maju dengan memutarkan cuplikan lagu-lagu yang akan diputar satu jam berikutnya. Saya tidak pernah mendengar teaser semacam ini di radio lain.

5. Selalu BEDA.
Saya melihat GEN selalu ingin berbeda dengan radio lain. Keinginan itu begitu kuat terasa dalam setiap outputnya, yang enerjik dan dinamis. Penyiarnya tidak pernah kekurangan bahan untuk berbicara, semua selalu mengalir lancar. Saya kira, GEN memersiapkan siarannya dengan sangat matang. Dugaan saya, tidak ada siarannya yang dilakukan secara spontan. Semua terencana!

Perbedaan itu juga terlihat dari kerjasama GEN dengan TVOne. Jika radio lain memposisikan diri lebih rendah kastanya dengan televisi, maka GEN mampu menunjukkan bahwa radio juga SETARA dengan teve. Silahkan simak acara ’Satu-satunya’ yang disiarkan bersama oleh GEN FM dan TVOne setiap hari Senin sampai Jumat jam 13.30 – 14.30. Di acara tersebut, penyiarnya selalu menyatakan bahwa siaran ini dilakukan bersama. Sekali lagi bersama. Bukan GEN merelay TVOne atau sebaliknya. Bukti siaran bersama itu terlihat pula dari beberapa segmen acara di GEN yang masuk ke dalam materi siaran ’Satu-satunya’. Acara yang memang dibuat secara bersama-sama. Selama ini, banyak radio yang hanya ’nyantol’ saja dengan merelay program milik TV.

Meski penuh dengan kelebihan sehingga menjadikan GEN FM melesat, ada juga beberapa kelemahannya. Tak ada gading yang tak retak bukan? Misalnya ketika menyebutkan nomor telepon (apalagi nomor telepon pengiklan), para penyiar GEN seperti ’nyuekin’ pendengar, karena hanya sekali sebut dan dengan tempo yang sangat cepat.
Mana mungkin pendengar Anda bisa mengingat nomor-nomor telepon sekali sebut itu?
+pernah dengar untuk menarik pendengar ama gen fm [sebelum resmi mengudara] juga muter lagu terus menerus, tanpa penyiar. hanya id’s plus lagu saja ?

: ada yang bilang sekarang orang cenderung nyari radio yang full musik, mini kata atau more music less talk.

-ebagian besar radio ketika mulai mengudara memang seperti itu. Musik terus tanpa iklan bahkan tanpa penyiar.
Tapi jarang yang langsung sukses seperti Gen FM.

Sedari dulu, orang Indonesia memang cenderung mendengarkan radio untuk menikmati musik. Itu hasil ‘binaan’ bapak pembangunan kita - almarhum Soeharto.

Sejak reformasi, terjadi perubahan pada sebagian masyarakat, yang juga mulai menempatkan radio sebagai sumber informasi utama.
+

Pertama kali saya searching info tentang keradioan, setelah ketemu banyak artikel di sini, komentar saya buat Bung Dodi…..Dahsyat (seperti kata Tung Desem Waringin), dan Luarrrr Biasa (mengutip Andre Wongso).

Kebetulan saya juga di radio, salah satu radio swasta di kota Semarang. 88.2 HOTFM adalah tempat saya bernaung, mencari nafkah, ilmu, sekaligus sebagai penghibur.

Baru sekitar satu bulan ini format radio kami berubah. Sebelumnya kami mengkhususkan diri untuk para pendengar dewasa, sehingga lagu - lagu yang diputar juga di era 70’s, 80’s, 90’s dan 2000.

Seiring dengan berjalannya waktu, kami akhirnya mengubah haluan. Saat ini paling tidak seperti format Gen FM, baik bidikan target audience, musik, format, dll.

Dan memang hasilnya sungguh luar biasa….Karena dari perolehan sms tiap harinya yang membludak. Walaupun tidak melakukan survey secara resmi, tapi dari hasil survey kecil - kecilan yang dilakukan oleh crew Hotfm, ternyata hampir semua minimarket (Indomaret, Asgros, AlfaMart, dll) baik yang di dalam kota Semarang maupun luar kota selalu tune in 88.2 HOTFM.

Memang benar sekali yang Bung Dodi tulis tentang fenomena Gen FM. Karena dengan format yang hampir sama, HotFM di Semarang juga bisa dibilang cukup fenomenal.

Dan yang menjadi kekurangan di Gen FM dalam penyebutan nomor telephone yang terkesan cuek itu, kami jauh - jauh hari telah mengantisipasinya dengan penyebutan yang sejelas dan sesering mungkin (pada awalnya).

Tidak menutup kemungkinan juga kalau kedepan Hotfm bisa berafiliasi dengan Gen FM……..

Kebetulan owner HOTFM Semarang adalah juga owner dari Prambors dan Female Semarang.

Mohon maaf kalau tulisan saya terlalu panjang, terima kasih untuk ilmu - ilmunya lewat tulisan Bung Dodi.

Yudhi Ardian
http://yudhiardian.2ya.com
http://hotfm88.2ya.com
Orang radio dan broadcast memang harus super kreatif dan terus mengikuti trend serta perilaku pendengar. Kalau tidak, ya wasalam! Sing penting, radio nggak bakalan mati, kalau punggawanya mau terus belajar.

http://dodimawardi.wordpress.com/category/radioku/